Atama Ga Warui No Mahou Part III

Title: Atama Ga Warui No Mahou(Silly Guy’s Miracle) –Mereka lebih menakutkan!-

Author: Dee

Genre: Comedy, Friendship

Rating: K

Length: 3/5

Dan seperti biasa, kegajean dimana-mana~ mohon dimaklumi karena gaje adalah bagian dari hidup saya~ *eDOR!*

+++

“Yoshi…Hari ini tidak boleh ada kesalahan…” Kei menghirup nafas dalam-dalam. Dia benar-benar bertekad hari ini akan sempurna. Dia sudah terbiasa dengan hantu Takaki di sekelilingnya, jadi 2 hari kemarin harus bisa ditebus hari ini. Di tengoknya jam di kamar, masih jam 05.30. Dia punya banyak waktu untuk bersiap-siap.

“Ne Kei chan…” Takaki memanggil.

“Hmm?” jawab Kei. Meski sudah bertekad untuk membantunya, entah kenapa Kei masih sulit mengubah sikapnya terhadap Takaki. Apalagi dari kemarin dia memanggilnya dengan akhiran –chan.

“Kenapa di rumah ini hanya ada kau dan ibumu?”

“Karena tidak ada orang lain yang tinggal disini selain kami berdua,”

“(¬_¬”) ne ne ne… kau ini masuk 5 besar kan… lebih elit dikit napa jawabnya.”

“Hehe… Maa… aku tidak tahu, sejak kecil aku sudah hidup berdua dengan ibuku dan aku tidak berminat menanyakan apapun yang berhubungan dengan hal itu. Kaachan sudah membesarkanku dengan hebat, dia seorang wanita yang hebat. Aku tidak butuh apa-apa lagi darinya. Cukup dengan dia ada disampingku,”

Takaki mendengar dengan mata berkaca-kaca. “Suteki…..”

“Nanda yo… Itu hal yang wajar kan… sudah ah, aku mandi dulu.”

“Un… (っ˘з˘)っ”

“◎( ̄^ ̄)====◎)>_<”)”

06.45

“Kaachan…Ittekimasu~” seru Kei.

“Eh… jam segini kau sudah mau berangkat? Tidak nonton spongebob dulu seperti biasa? Tumben..” kaachan memasang tampang heran.

“Eh… benar juga… nanti saja ah berangkatnya… (⌒˛⌒ )”

“(” `з´ )_,/”(>_<‘)”

“Ittteee… Kaachan (ˇ_ˇ”)…. Ittekimasu (ˇ_ˇ”)”

“Itterasshai… (⌒˛⌒ )”

“DAME~!! E-eh… (*°∀°)=3”

“ː̗̀(☉,☉)ː̖́ K-kau kenapa Kei chan?”

“A-ano… aku hanya ingin mengatakan… Dame, yo…kaachan, jangan mengkhawatirkanku, aku akan baik-baik di jalan… ^_^/ hai… ittekimasu~! Kemari kau hantu bodoh(►˛◄)!

Sebenarnya sewaktu Kei pamit tadi terlihat olehnya Takaki sedang mencoba mengambil beberapa makanan dari laci dapur. Makanya Kei berteriak, walaupun sebenarnya mereka berdua sudah bisa berkomunikasi lewat pikiran, tapi tentu saja Kei reflek berteriak, dan karena hanya dia dan ibunya yang ada di rumah, kaachan mengira itu teriakan untuk dirinya.

“Bisakah kau tidak membuat onar sehari saja…” Kei mengajak ngobrol Takaki yang asyik beterbangan(?) di sekeliling Kei.

“Kalau aku diam aku makin merasa lapar :3” jawabnya enteng.

“(ーー;)”

“Ah…Hora… kita datang tepat waktu. E-em…demo….” kata Takaki menunjuk-nunjuk gerbang yang hampir ditutup, kira-kira lebarnya hanya 150cm. “Kau tidak mau cepat-cepat Kei chan????”

“Sou da yo…kau coba lihat, dengan kecepatan berjalanku dan kemampuan pa satpam menggeret dua gerbang karatan itu, aku bisa melewati gerbang dengan waktu yang –sangat- tepat. Hora…”

…….

Dan Kei chan memang benar-benar melewati gerbang yang lebarnya tinggal selebar pundaknya.

“Uwaaaaa suggeeee…. Kau benar-benar menghitungnya ya??? Tidak salah mereka menempatkanmu di urutan ke-tiga dari 5 besar.”

“Urusai yo…. siapapun juga bisa kalau mereka mau.” Lagi-lagi Kei mengatakannya dengan sikap yang cool.

=Di Kelas=

“Hey..Hey…” Takaki menyenggol-nyenggol lengan Kei.

“Nande?” Jawab Kei dalam hati sambil asik mencatat apa yang ada di papan tulis.

“Lihat itu… dia manis ya? ^_^” kata Yuya menunjuk-nunjuk cewek yang duduk di sebelah kiri Kei.

un..” jawab Kei tanpa menengok.

“Ih… (¬_¬”)” Yuyan sebel. Dia mengintip-intip namanya. Yuya lupa dia sudah menjadi sebuah(?) hantu, kan ga perlu diintip men.

“NAMANYA NIYA! \(´▽`)/” kata Takaki teriak girang.

“Eh… kau memanggilku?” tanya Niya pada Kei yang dijawab kelabakan oleh Kei. Dia terkejut karena Niya bisa mendengar teriakan Takaki.

“E-eh?”

“Kau memanggilku tadi?” Niya mengulangi pertanyaannya lagi.

“Ano..” Kei benar-benar bingung harus menjawab apa. Apalagi Takaki, dia daritadi hanya bisa menutup mulutnya yang menganga dengan kedua buah tangannya.

“Kalian berdua!” tiba-tiba pak guru menunjuk Kei dan Niya. “Apa yang sedang kalian bicarakan?”

Niya melemparkan tatapan tajamnya pada Kei, seolah melimpahkan semua kesalahan padanya. “( ̄□ ̄;) annooo… aku… hanya….”

“Menggodanya ya?” pak guru sok tau, yang disambut gelak tawa dan siulan dari anak-anak.

sial… (―˛―“)”

“Jangan-jangan daritadi kau tidak memperhatikanku ya? Maju ke depan!” perintah Pak Guru. Kei dengan gontai maju, pikiran buruk sudah menghantuinya. Tapi untunglah, pak Guru itu memberi sebuah soal yang masih cukup gampang bagi Kei untuk dikerjakan. Pak Guru hanya bisa mengangguk saat Kei menyelesaikan pertanyaan itu dan menyuruhnya kembali duduk.

“Aku tahu kau pintar Kei, tapi tolong perhatikan saat gurumu menerangkan ya,” kata pak guru lembut. Kei mengangguk lega dan meminta maaf.

Hari ini berjalan cukup baik. Kei akhirnya berhasil menyelesaikan sebuah hari akademiknya dengan sempurna.

“Yosha… meskipun tadi ada kejadian yang mengagetkan, tapi hari ini mood-ku sedang baik. Jadi… mana daftar permintaanmu?” Kei mengulurkan tangannya. Tapi Takaki menundukkan wajahnya dan kakinya mengurek-urek tanah di bawahnya. Padahal kakinya ga napak.

“Eh.. Doushite?” tanya Kei heran.

“Ano… setelah kupikir-pikir… kurasa daftar-daftar itu bukan keinginanku yang sesungguhnya…”

Keduanya terdiam. Kei sedikit bahagia, apa ini artinya kali ini dia akan meminta sesuatu yang sedikit serius??

“Jadi… apa sebenarnya yang kau inginkan Yuya?”

“Hm… Aku ingin bertemu kedua orangtuaku. Aku merindukan mereka…” jawab Yuya datar sambil tersenyum menatap mentari sore itu.

“Eh….” Kei terkejut. Dia benar-benar serius kali ini. Tapi kemudian Kei tersenyum dan berkata dengan hangat. “Kalau begitu… kapan aku bisa membawamu kesana?”

“Emh… mereka mungkin akan terkejut jika melihatku dalam waktu dekat ini.”

“Ah, Sou desu yo… jadi, kapan sebaiknya kita pergi?”

“Mungkin…. setelah aku bisa kencan dengan Niya chan (˘⌣˘ʃƪ  )”

“Uso… =___=’”

“Ih.. Kenapa? Dia manis sekaliii.. aku masih terbayang senyumnya sampai sekarang looh (˘⌣˘ʃƪ )”

“K..Kapan dia pernah senyum.. (¬_¬”)” Kei sebel lagi. “Etapi…. gimana caranya kamu nge-date sama dia. Secara gitoh.. dia kan manusia men…” Kei jadi alay.

“Hmmm… pinjem bodi-mu boleh? (✿◠‿◠)”

“Tentu saja..(^_^)… TIDAK! (¬_¬”) lu pikir bodi gue ini sewaan ape…” Kei galak.

“Aaah… iya juga sih. Bisa gawat kalo aku ngga bisa keluar dari tubuhmu yang tipis itu (´▽`)~”

“Ish….Setttannn… (¬_¬”)”

“Eits… Sori bos.. gue hantu.. ha a ha en tu de tu… H-A-N-T-U ~(‾▿‾~)” Giliran Yuya jadi alay.

*author dijitak ngkong Jojon beserta readers*

“Hm… gini aja men.” Takaki membisikkan sesuatu pada Kei. Emang kalo masalah ginian Yuyan cling yaa. *dijitak Niya kaa* 😀

“ː̗̀(☉,☉)ː̖́ Ma..Maji de…”

+++

19.22

=Di depan rumah Niya=

“Sial… Kenapa kudu begini sih? =.=” Kei ngedumel.

“Demi aku dong… :3” Yuya nyengir girang.

Ting Tong…

Kei memencet bel.

Beberapa menit kemudian, dua orang perempuan berlari menuju gerbang dan membukanya.

“Konnichiwa..” kata Kei.

“Konnichiwa…” jawab kedua perempuan tadi. Yang satu dia tau itu Niya, yang satu lagi dia tidak tahu namanya, tapi dia tahu dia sekelas dengannya dan duduk di sebelah kanan Kei.

“Ano…” kata Kei lagi. “Aku baru saja pindah ke daerah sekitar sini, apa kalian tahu dimana taman hiburan terdekat dari sini? ^_^”

“Ah.. Mochiron desu, rumahku dekat taman hiburannya. Dan sebentar lagi aku mau pulang, NEECHAN ikut saja denganku ^_^” perempuan yang satunya menyahut.

Neechan…

Astaga… Kei benar-benar tidak dikenali dalam penyamarannya sebagai perempuan malam ini. Kei bingung, haruskah dia bangga akan penyamarannya yang berhasil, atau merasa malu karena dipanggil neechan.

Sementara Yuya memiliki kegalauan tersendiri. Rencananya dia ingin agar Niya yang mengantarkan Kei sampai tempat tujuan dan Yuya bisa menikmati kecantikan Niya sambil menanyakan apa saja yang ingin dia tanyakan, tentu saja lewat Inoo Kei. Tapi dengan kondisi seperti ini, apa boleh buat, Yuya meminta agar Kei mengajak kedua gadis itu pergi ke taman hiburan.

“Ah.. Ano… ^_^’ bagaimana kalau, kalian berdua pergi menemaniku ke taman hiburan, sekalian merayakan kepindahanku kesini. Aku akan me…mem…” Kei agak susah menyebutkan satu kata ini, dia berdehem dan melanjutkan dengan senyum pahit. “Aku akan membayari kalian,”

Kedua gadis itu kegirangan dan segera menyambut ajakan ‘nona’ Kei.

Sial… mereka benar-benar lebih menyeramkan daripada kau, Takaki (ˇ_ˇ”)” gumam Kei. Yang tidak dipedulikan Yuyan yang benar-benar sedang girang.

Dan malam itu mereka bertiga*atau berempat?* pergi ke taman hiburan. Dan tentu saja, Kei lebih banyak bertanya pada Niya, atas suruhan hantu Takaki. Temannya sendiri tidak begitu mempedulikan mereka berdua. Dia sudah tidak sabar menanti hiburan menyenangkan binti gratis dari Kei ‘neechan’.

Malam itu benar-benar menjadi azab(?) untuk Kei. Dia sangat tidak menikmati berjalan-jalan bersama cewek, apalagi sewaktu Kei dengan pahit dan getir(?) mengajak keduanya masuk ke rumah hantu, lagi-lagi atas suruhan Yuya.

“Apa sih maksudmu mengajak mereka ke rumah hantu?? Kau mau ambil kesempatan ya?!”  tanya Kei.

“Enak saja… aku hanya ingin melihat reaksi ketakutan dari Niya chan. ^_^”

Lalu setelah itu??”

“Yasudaah~”

Maksudnya yasudah??”

“Yasudah.. kita pulang,”

Kei terdiam sejenak. Dia pikir dia akan senang saat mereka akhirnya pulang juga, tapi entah, ada yang mengganjal. Takaki… benar-benar seorang pria*atau hantu?* yang tulus. Dia sadar dia sudah ada di alam yang berbeda. Jadi dia tidak berharap muluk-muluk untuk memiliki, atau bahkan mengobrol dengan orang yang dia sukai. Dia juga tidak meminta Kei untuk menyampaikan pada Niya bahwa Takaki ada disitu dan menyukainya. Takaki tahu, itu sia-sia, jadi hanya melihatnya tersenyum, dan mendengar suaranya, itu hal yang cukup.

=Pulang=

Kei memasuki rumahnya dengan berjinjit. Ibunya sudah tidur, dan Kei tidak ingin membangunkannya sehingga dia mendapati anaknya memakai rok yang dia dapatkan dari lemarinya.

Sesampainya di kamar Kei segera berganti pakaian dan merebahkan dirinya di atas kasur.

Yuya lebih banyak diam malam itu. Entah apa yang dia pikirkan, mungkin Niya, mungkin pertemuannya dengan orangtuanya, entahlah. Dia hanya menghadap ke luar dari jendela kamar sembari meremas-remas kertas yang berisi 10 permintaannya dulu.

Kei tidak mau mengganggu renungan kawan gaibnya itu, dia memilih menunggu sampai Yuya mengajaknya mengobrol duluan seperti biasa. Tapi sampai waktu menunjukkan hampir tengah malam dan Kei sudah mulai tertidur, Yuya tetap terdiam.

=Eps 3 end=

(^o^)~

Bonus:

*di taman hiburan*

Niya: Eh… sepertinya aku pernah melihat wajah neechan… tapi dimana ya? Σ( ° △ °)

Kei neechan: e-eeh… ( ・∀・) ituuu… tidak mungkin.. aahahah… aku kan baru saja pindah dari Los Angeles looh… ahahahah… (*´▽`*)

Niya: tapi bener looh… aku kayak familiar sama muka nee… Ah! Apa jangan-jangan…..

Kei nee: (*°∀°)=3 yabai…

Niya: NEECHAN BINTANG PELEM YAK!??? (*O* ʃƪ  )

Kei: ( ̄□ ̄;)ahahah… sonna…

Tinggalkan komentar