Kazemidori Part I

Title: Kazemidori (Weathercock)

Author: Dee

Categories: Longfict

Length: 1/3

Genre: Romance

Rating: K

Cast: Akanishi Jin, Meisa Kuroki, Yabu Kouta

Note: emang ya, inspirasi itu dateng dari mana-mana, barusan dengerin lagunya depapepe yang Kazemidori dan petikan gitarnya itu kaya ngasih cerita ke Dee *ceilah* xD dan entah kenapa Dee milih 2 pasutri ini untuk jadi cast :33333 Chinamini, Kazemidori atau Weathercock itu adalah alat penunjuk angin yang biasanya  dipasang di atas rumah itu lhooo yang bentuknya ayam. 😀

 

+++++

Flashback 1 bulan yang lalu

Author’s POV

 

Adalah Jin Akanishi, nama remaja berusia 20 tahun itu yang sedang berdiri di balkon kamarnya di lantai dua, memandangi penunjuk arah angin yang berada di atas rumah yang berada di seberang rumahnya. Dia menghabiskan hampir setiap waktu senggangnya untuk memandang benda kecil itu menari mengikuti kehendak angin yang tidak mau berhenti. Maklum, daerah itu adalah daerah pantai yang mempunyai banyak persediaan angin.

“Aaah… Kimochiii~\(´▽`)/” katanya seraya meregangkan kedua tangannya, membiarkan angin memeluknya dengan erat. Tapi tiba-tiba saja…

 

Bletak~!

 

“IIIIITTTEEE… ( ゚ Д゚)siapa itu yang nglempar kerikil heh!!?? Untung kaga masuk ke mulut kaan..” Jin celingukan kesana kemari. Matanya menangkap sesosok gadis berambut panjang yang sedang berdiri berkacak pinggang memelototi dirinya di depan rumahnya.

“Hiiih… Kowai… (´・ω・`)” bisiknya sambil bergidik.

“WUOY!! OMAE NGAPAIN LIATIN KAMAR GUE TERUS HEH! MO NGINTIP YAKK!?”

Jin celingukan lagi, dia baru sadar bahwa penunjuk arah angin itu tepat berada di atas sebuah kamar, yang mungkin adalah kamar gadis itu.

“I-iyayayaya~ tidak seperti itu~ aku… aku hanya… melihat itu…” Jin menunjuk-nunjuk ke arah ayam besi yang sedang bergoyang itu, berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya ia lakukan. Tapi karena kecerdasannya kurang, maka gadis itu mengartikan goyangan Jin yang meniru ayam besi sebagai hal yang lain.

“.///////. HE-HENTAI…. TEME WA HENTAI…” Teriak gadis itu sambil guling-gulingan di tanah, berusaha menyembunyikan wajahnya yang merah padam. Sepertinya kecerdasannya sama tingginya dengan Jin, mana mungkin keliatan mukanya merah dari lantai dua begitu… *dijitak Jin+Meisa xD*

“Hiyaaaaa… Sonna koto~!” Jin buru-buru ke bawah. Takut tetangga mendengar yang tidak seharusnya mereka dengar.

 

“Eh… (´・ω・`)” Jin melongo. Sesampainya dia di bawah, dia tidak menemukan gadis berambut panjang tadi. Dengan ragu dia melangkahkan kakinya ke rumah seberang. Ya, Jin sedang menghabiskan 3 bulan liburannya di rumah bibinya, jadi dia tidak begitu mengenal orang-orang disini. Sekalinya kenal malah dicap hentai.

Jin menggenggam  tangannya, siap-siap mengetuk.

“Tiga… dua…” Jin menghitung mundur. “Sa…”

“Oy, niichan…sedang apa?” tanya seseorang dari belakang.

“━━━(゜∀゜) Hoooh… Yabu… a-a-aku… aku sedang… ini… ummm… baru pulang jalan-jalan, terus mau pulang tapi sepertinya niichan salah rumah. Ah rumahnya yang ada di seberang kan ya.. ahaha… ayo masuk~!” Jin menyeret kakinya, berjalan miring. Entah kenapa dia harus jalan miring juga.

Adik sepupunya yang berusia 13 tahun hanya mengekor di belakang, masih memasang tampang datar.

 

“Hayooo… niichan mau ngapelin Meisa nee yaaa? ( ̄ー ̄)” Sampai di dalam rumah barulah mukanya berubah jadi menyebalkan.

“(―˛―“) Meises siapah?”

“Meisa nee, niichan… Me-i-sa (―˛―“),”

“Oooh… yang mana? (―˛―“)”

“Yang rumahnya di seberang ituuuu… yang tadiii… (―˛―“)”

“Laaah… pan nii bilang nii nyasar… (―˛―“)”

“Kaga mungkin lah nii… rumahnya die warna oren, punya kita warna merah.. mana bisa nyasar begitu (―˛―“)”

“Ya bisa bisa aja lah, uda deh nurut ama yang lebi tua (―˛―“)”

“Yauda aku nurut, tapi bisa ga nih emot diganti, pegel tau..(―˛―“)”

Author tersadar.

 

Flashback End.

Jin’s POV

 

Yah… jadi seperti itulah perkenalanku dengan Meisa Kuroki, gadis berambut panjang berkulit coklat menawan dengan pribadi yang unik yang telah merebut hatiku. 3 hari setelah kejadian itu aku baru bisa menemui Meisa dan menjelaskan semuanya. Tentu saja dia tidak percaya begitu saja, aku sampai harus menunjukkan bukti-bukti bahwa aku menjelaskan yang sebenarnya. Sumpah, udah kayak lapor kemalingan ke polisi.

Dari situ aku mulai tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang kehidupannya. Tidak cukup baik sebenarnya. Dulu ayahnya menembak mati ibunya yang ketahuan berselingkuh, kemudian dia dijebloskan ke penjara. Jadilah dia sekarang tinggal sendirian. Tidak banyak tetangga yang simpati padanya, malah kebanyakan masih mencaci dirinya. Aku merasa sangat kasihan. Tidak, bukan Cuma kasihan, aku ingin melindunginya, ingin menunjukkan bahwa masih ada orang  yang peduli padanya. Lebih dari itu, aku ingin menunjukkan padanya bahwa masih ada orang yang menaruh cinta padanya.

“Ojichan sama obachan pulang tidak malam ini?” tanyaku pada Yabu.

“Entahlah, katanya sih pulang…”

Aku menghela napas. “Kalau mereka berdua tidak pulang, aku ingin mengajak Meisa makan malam bersama di rumah kita,”

Mata kecil Yabu membelalak, “Mata??! Maksudku, Niichan sudah berapa kali kau mengajak Meisa kesini??”

“Ratusan mungkin..”

“Sudah pernah ada yang diterima??”

Aku menatap adik sepupuku dan menggeleng lemah.

“Kawaiisou na… koitsu wa…” Yabu mendesis, kembali melahap snacknya tanpa melepaskan pandangannya dari video game yang sempat ter-pause gara-gara pernyataanku tadi.

“Koitsu janai yo =3=” kataku manyun. “Lalu apa yang harus kulakukan untuk merebut hati Meisa chan yaaa…” kutaruh daguku di atas kedua tangan.

Yabu memperhatikanku lekat-lekat.

“Nande =,=?” tanyaku risih.

“iie… Nandemone,” Kata Yabu masih mengemut es-nya.

“Nandayo… tatapanmu tadi seperti mengisyaratkan sesuatu =,=”

“Hiyaa.. kata-kata barusan kowai… ( ̄□ ̄;)”

“Makanya jawab pertanyaanku atau aku akan melakukan hal yang lebih serem,” kataku bersiap membuka resleting celana.

“KYAAAAAAAAAAA!!!” Yabu menjerit seperti perempuan, melempar sticknya ke arahku dan bersembunyi di belakang sofa.

“Chi-chikai… hampir saja kena, lagian reaksimu kenapa aneh begitu sih… =,= saa.. oshiete yo..”

“Tapi… jangan marah…” Yabu masih bersembunyi di balik sofa.

“Haaai~” jawabku malas.

“Etto… aku merasa aneh saja dengan niichan. Padahal orang-orang selalu membicarakan kejelekan Meisa nee, tapi niichan masih keukeuh saja pada perasaan niichan itu,”

“Hmh… masa lalu adalah masa lalu. Biarkan itu menjadi cerita yang bisa kau jadikan pelajaran dan dongeng untuk anak-anakmu di masa depan.” aku melipatkan tangan di depan dada.

“Chi..chigau yo… ada gosip terbaru lagi tentang Meisa nee,”

“Eh… nani?”

 

===TBC===

 Gambar

Yabu posenya………… *ehm* B|